“Allahummar
hamna bil Quran waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah..”
Suara anak-anak Taman Pendidikan Al Quran
Ar-Rahman terdengar kencang dan serempak.
oOo
Di balik tirai ruang tamu, setiap hari pukul
15.00 WIB, Danis telah menanti teman-teman TPQ Ar Rahman bersenandung doa
khatam Al Quran. Pertanda mereka siap belajar mengaji. Terdengar senandung
penuh semangat seakan hari ini mereka bertekad akan mengkhatamkan Al Quran.
Esok, akan mengulang kembali, mengkhatamkan kembali, begitu seterusnya.
oOo
“Syifa, kamu merasa nggak seperti ada yang
memperhatikan kita dari rumah depan itu?”
“Enggak tuh. Lagian siapa yang mau
memperhatikan kita? Ge eR kamu Na.”
sahut Syifa sambil membolak-balik Syaamil Quran bersampul ungu milik Hazna.
“Serius Fa! Aku tuh merasa ada orang yang
selalu memperhatikan TPQ ini.”
“Masak sih? Ihh serem deh kalau beneran.
Jangan-jangan ada yang mau berniat jahat sama TPQ ini. Atau…sama kita-kita? Kan
lagi banyak tuh berita di tivi tentang apa itu?...yang di tivi-tivi itu lho!”
Syifa bergidik.
“Kita laporin aja yuk ke Ustadzah Muti”
oOo
“Setelah saya perhatikan beberapa hari ini,
sepertinya memang ada seseorang yang selalu memperhatikan TPQ ini, Ummi”
Ustadzah Muti menyampaikan pengamatannya kepada Ustadzah Qonita.
“Saya rasa juga demikian. Semenjak Hazna dan
Syifa melaporkan, saya turut memperhatikan. Sepertinya anak laki-laki ya Ummi?”
“Saya kurang yakin Ummi. Tapi,…saya yakin,
setiap hari ketika anak-anak mengaji ada sosok di balik tirai rumah depan itu.
Sebelum anak-anak datang sampai TPQ ini kembali sepi.”
“Itu rumah kontrakan milik Pak Jalal ya
Ummi?”
“Betul Ummi. Semenjak 2 bulan yang lalu
penghuninya sudah berganti. Keluarga Bu Ima sudah pindah. Saya kurang tahu
dengan penghuni barunya.” papar Ustadzah Muti.
“Sebaiknya sepulang mengajar nanti kita
sempatkan mampir. Bersilaturahmi. Mungkin kita bisa mencari tahu mengapa setiap
jam belajar anak-anak selalu ada yang memperhatikan dari rumah itu“ ajak
Ustadzah Qonita.
oOo
Penghuni kontrakan depan TPQ itu berasal
dari kota Padang. Keluarga Pak Nazrul.
Kedatangan Ustadzah Muti dan Ustadzah Qonita
disambut hangat oleh Bu Nazrul. Mereka menyampaikan salam perkenalan serta
menanyakan perihal sosok anak yang sering memperhatikan TPQ.
“Betul ustadzah, anak kami. Setiap kali
anak-anak TPQ mulai berdatangan, Danis selalu siap di balik jendela itu. Danis
baru beranjak jika TPQ sudah tidak terdengar suara anak-anak”
“Usia Danis berapa Bu Nazrul? Jika Danis
mau, Danis bisa bergabung dengan teman-temannya di TPQ.”
“Itu masalahnya Ustadzah…”raut wajah Bu
Nazrul tampak sedih.
oOo
Dua pekan setelah bersilaturahmi dengan
keluarga Pak Nazrul, Ustadzah Muti dan Ustadzah Qonita kembali berkunjung ke
rumah mungil depan TPQ Ar Rahman. Kali ini mereka tidak datang berdua,
melainkan bersama anak-anak TPQ. Para Ustadz dan ustadzah mengajak anak-anak
TPQ menggalang dana untuk membelikan sebuah Al Quran Braille. Al Quran untuk
Danis. Seorang anak laki-laki yang mempunyai cita-cita, semangat dan niat yang
kuat untuk mempelajari Al Quran ditengah keterbatasannya. Dengan rajin
mendengar murrotal, Danis telah hapal 3 juz. Namun dia belum pernah mengenal bentuk
huruf hijaiyah.