26 Maret 2015

Jadi Penulis Yang Memberikan Manfaat

Alhamdulillah, akhirnya bisa juga jari ini “mendudul” huruf-huruf dikeybord hitam ini (yippiiiii…!!). Setelah dari sekian pe er tidak pernah dikerjakan. Maklum yaa..sudah emak-emak berbuntut. Eh..bukan alasan ya? Kata para penulis yang jam terbangnya tinggi sih begitu. No more reason! Tapi gimana yaa,..saya ini masih amatirnya amatir, Bu!!*meringis antar bangga dan malu.

Tantangan pertama lewat, masak tantangan ke dua mau lewat lagi. Malu dong sama suami dan anak-anak! Gaya ikut komunitas tapi nulis ga pernah. Gaya nongkrongin laptop yang critanya mau perdana nulis, ee matanya belok ke tipi n efbi. Hedew. Trus, pas giliran semangit (saking semangatnya nih..), udah minum kopi, yang konon katanya bisa bikin melek, eeh..satu diantara duo krucil ada yang bangun trus minta dikelon. Padahal kelemahan saya itu ya kalau ngeloni pasti ikut merem. Ga peduli seberapa cangkir kopi yang sudah ditenggak, tetep aja ikut molor.

Berhubung tantangan ke dua ini temanya pas sesuai isi hati yang ingin dicurahkan, maka dengan segenap kekuatan bulan aku akan menghukummu!!(* lhoh eh…).

Jadi begini, tadinya itu saya pengen banget bisa jadi penulis cerita anak. Kenapa harus cerita anak, karena menurut saya perilaku anak dapat dibentuk dari sebuah cerita. Mengajari anak balitapun akan lebih mudah melalui sebuah cerita. Hampir semua anak suka di dongengi. Terutama menjelang tidur. Entah teori dari mana, saya selalu yakin bahwa dongeng sebelum tidur akan terbawa sampai ke dalam mimpi dan masuk ke alam bawah sadar sang anak. Dengan cerita yang baik, hal yang baik pula yang akan terekam dalam alam bawah sadar sang anak. Singkatnya sih begitu. Tapi untuk menjadi penulis cerita anak itu tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Mulai dari meramu kata sedemikian rupa sehingga menjadi susunan kalimat yang baik dan menarik bagi anak sesuai tahap usianya, menyisipkan pesan moral tanpa kesan menggurui, mentransfer kembali dunia anak ke dalam pikiran (secara yaa..emak-emak..pikirannya lebih dekat ke asap dapur hehe) dan lain sebagainya.

Beberapa kali mencoba menulis cernak dan ada yang dengan malu-malu dikirim ke majalah anak…alhamdulillah semuanya belum pernah dimuat. Wkwkwk..belum layak tayang nih. eh,..ada satu denk nyangkut di program volunteer-nya welcome 20.000 nya PBA. Nyangkut di gerbongnya mbak Sri Widiastuti (sengaja cari nama yang mirip biar keangkut..hehe enggak denk). Tapi ga tau juga bukunya da terbit pa belum,,haha..gapapalah.

Terlepas dari keinginan yang spesifik itu, secara keseluruhan saya ingin menjadi penulis yang dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Setitik asa dalam gelap

Masa lalu adalah pelajaran. Karena masa lalu kita belajar merangkak, berdiri, berjalan, kemudian berlari.
Jangan pernah menyesal dengan apa yang telah dilalui. Karena itu akan menjadi penghalang setiap langkah. Jika terpaksa harus terjebak dalam penyesalan, jadikan penyesalan itu the best life motivator.  Menjadi lebih baik, lebih kuat dan lebih waspada.

 ( tulisan dari blog jaman bahuelak yang ga pernah dibuka apalagi diurus.di"move on" nin ke sini aja deh..)