13 April 2015

Inspirator Abadi



Bicara mengenai inspirator atau sosok yang membuat terinspirasi dalam hidupku,  sebenarnya cukup banyak. Karena begitu banyak pula sosok-sosok yang telah berhasil menarik minatku. Dari orang yang biasa sampai yang sukses. Dari orang yang hanya melakukan hal kecil sampai hebat.
Ketika jaman masih gadis, wanita karir, kusebut demikian untuk mendefinisikan para wanita yang memakai blazer rapi, high heels lapan centi, wangi, smart dan punya jabatan tinggi di perusahan besar, begitu menarik minat dan perhatianku. Sebut saja ada Miranda Goeltom (waktu belum terkuak skandal jepitnya), Sri Mulyani, Mbak Vira (tetangga yang entah apa jabatannya di tempat dia bekerja, yang jelas penampilannya menggambarkan “wanita karir” sesuai definisi) dan sederet wanita-wanita berkedudukan tinggi baik di pemerintahan atau perusahaan. Mereka tampak begitu smart dan tangguh.
Demi ingin seperti “wanita karir” itu, begitu lulus kuliah aku langsung melayangkan lamaran kerja ke berbagai perusahaan besar. Masuk ke dunia kerja dan mulai meniti karir.
Seperti halnya ibu kota yang dituduh lebih kejam daripada ibu tiri, dunia kerja tak jauh lebih kejam daripada ibu kota. Banyak persaingan, tikung menikung untuk mendapatkan suatu jabatan. Setidaknya itu yang aku amati (masih sekedar mengamati) ketika masih berambisi mengejar karir.
Namun, seiring berjalannya waktu, dimana karir di tempat kerja ga naik-naik, ditambah pula pada akhirnya aku dipinang oleh laki-laki kalem yang begitu mencintaiku..(ehemm..), keinginan untuk berkarir di dunia kerja mulai menguap. Sang inspirator pun berubah (yang sebenarnya tanpa aku sadari beliau adalah inspirator abadi) Ibu ESTININGSIH. Yaa..beliau adalah ibuku. Sosok yang sukses menjadi seorang istri dan ibu dari dua orang anak. Tanpa pendidikan yang tinggi namun mempunyai wawasan yang begitu luas, mampu  berkecimpung di dunia politik dan memimpin organisasi. Wanita dengan banyak kesibukan namun ke dua anaknya tidak pernah terabaikan. Selalu bisa mengatasi segala kebutuhan dan keribetan anak dan suami. Sungguh, aku ingin sekali seperti beliau.


1 komentar:

  1. eheemmmm...manis banget, kesengsem aku bacanya. Sepakat banget, tak tersadari, justru yang terdekat kita itu yang mengilhami banyak hal. Namun baru trsadari kala mengorek-ngorek ke sana kemari, eh ternyata ada bersama kita puluhan tahun sedari kita belia. Ya IBU...

    BalasHapus